[x] ปิดหน้าต่างนี้
ยินดีต้อนรับคุณ บุคคลทั่วไป   
English Chinese (Simplified) Chinese (Traditional) French German Italian Japanese Korean Portuguese Russian Spanish Vietnamese Thai     
ค้นหา   
ข้อมูลทั่วไป
*ประกาศทางพัสดุ*

ดาวน์โหลดรายละเอียด

งานคุณธรรม-ความโปร่งใส

ITA 2562 

ITA2563

ITA2564

ITA2565

ITA2566

 

สารสนเทศทางเภสัชกรรม

บัญชียา รพ.โพธิ์ชัย

แนวทางปฏิบัติด้านยา

แบบฟอร์ม/แบบบันทึก

เอกสารสำหรับ รพ.สต.

ระบบสมาชิก
Username :
Password :
[ สมัครสมาชิก ] | [ ลืมรหัสผ่าน ]
สมาชิกทั้งหมด 19 คน
สมาชิกที่กำลังออนไลน์ 0 คน
สถิติผู้เยี่ยมชม

 เริ่มนับ 25/ส.ค./2560
ผู้ใช้งานขณะนี้ 21 IP
ขณะนี้
21 คน
สถิติวันนี้
1011 คน
สถิติเมื่อวานนี้ี้
1947 คน
สถิติเดือนนี้
17187 คน
สถิติปีนี้
295899 คน
สถิติทั้งหมด
1259154 คน
IP ของท่านคือ 35.172.164.32
(Show/hide IP)

  

   เว็บบอร์ด >> >>
Histologi, Histomorfometri, Dan Histokimia Hati Ayam Buras Gallus Gallus Domesticus Selama Periode Sebelum Dan Setelah Menetas  VIEW : 284    
โดย Mathew

UID : ไม่มีข้อมูล
โพสแล้ว : 2
ตอบแล้ว :
เพศ :
ระดับ : 1
Exp : 40%
เข้าระบบ :
ออฟไลน์ :
IP : 103.13.228.xxx

 
เมื่อ : อังคาร ที่ 25 เดือน มกราคม พ.ศ.2565 เวลา 09:27:37   

Tidak ada literatur yang bisa menjelaskan asal-usul ayam buras dengan pasti. Jenis-jenis ayam buras diduga berasal dari ayam hutan yang didomestikasi. Ada yang didomestikasi secara lokal, ada pula yang didatangkan dari negara lain. Biasanya bobot ayam yang sudah ideal untuk dijual dan di konsumsi antara 1-2 kg.

Selain itu, ayam buras dipersepsikan sebagai ayam yang lebih sehat, dan hal tersebut sudah dibuktikan dengan hasil laboratorium yang menunjukkan bahwa kandungan lemak dan residue antibiotik cenderung rendah. Keberadaan ras ayam murni ini sudah sangat langka di masyarakat asal daerah tersebut akibat domestikasi alami akibat sistem pemeliharaan umbar/diliarkan dengan jenis ayam lain. Namun kini beberapa praktisi ayam kampung di Kabupaten Garut sedang mengembangkan dan memurnikan ayam ras lokal ini untuk disertifikasi secara nasional oleh pemerintah.

Tahapan realisasi dilakukan dengan praktek pemeliharaan ayam buras selama 2 bulan. Masyarakat sasaran dibekali bibit ayam, peralatan kandang, pakan, dan obat-obatan untuk memulai kegiatan pemeliharaan. Tahapan pembuatan demplot kandang budidaya ayam sebagai gambaran kandang dan metode pemeliharaan yang baik. Tahapan pembuatan kandang ini mengedepankan aspek pastisipatif dari masyarakat. Sebagai bagian dari motivasi kepada masyarakat, tim juga telah memberikan bantuan anakan ayam sejumlah 1000 ekor yang dibagikan merata kepada masyarakat. Metode pemeliharaan semi-intensif sangat efektif digunakan untuk budidaya ayam buras bagi masyarakat Desa Janten, Temon, Kulon Progo.

Ayam KUB diseleksi dengan tujuan untuk ayam petelur dan menjadi indukan penghasil DOC yang banyak untuk memenuhi kebutuhan ayam kampung. Selain itu, ayam ini dapat tumbuh lebih cepat daripada ayam kampung biasa. Rasa daging ayam KUB gurih, sebagaimana ayam kampung pada umumnya.

Ayam joper sendiri merupakan persilangan dengan indukan dari ayam layer petelur atau dikenal dengan ayam merah. Ayam betina ini kemudian dikawinkan dengan ayam ras petelur afkir adalah brainly kampung jantan, biasanya ayam bangkok, untuk menghasilkan bibit ayam joper. Sistem umbaran ini cocok dilakukan di desa-desa yang masih huniannya masih memiliki pekarangan luas. Dengan sistem umbaran, peternak lebih hemat dalam memberikan pakan dan perawatan harian. Namun kelemahannya, produktivitas ternak ayam kampung dengan sistem ini sangat rendah.

Penampilan perawakannya tegap, gagah,tetapi ukuran tubuhnya kecil. Ayam Sumatra jantan berkepala kecil, tetapi tengkoraknya lebar. Pipinya penuh , keningnya tebal, dan pialnya menggantung ke bawah. Paruh ayam Sumatra umumnya pendek dan kukuh berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam.Ayam Sumatra memiliki jengger berbentuk wilah dan berwarna merah. Kulit muka juga berwarna merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang.